Minggu, 11 September 2011

Sabtu, 28 Mei 2011

Partisipasi Pemerintah Sorong dan BKM Matoa dalam Pemberdayaan Masyarakat

BKM Matoa Kelurahan Malaingkedi merupakan BKM yang tercepat dalam menyerap dan BLM 2010 dan dana Fixed Cost hal ini juga dibenarkan oleh Robertus Frank, S.Hut. selaku Koordinator Kota PNPM Kota Sorong tahun 2010. BKM yang konsisten dan kreatif dalam memperjuangkan nasib warga miskin di Kelurahan Malaingkedi tercermin dari program kerja yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu mengajak SKPD-SKPD Pemerintah kota Sorong untuk bersinergi mengatasi persoalan kemiskinan di kelurahan Malaingkedi dengan mengadakan pertemuan terpadu guna mencari solusi atau pemecahan masalah dari kondisi masyarakat yang kompleks dan jauh dari kondisi hidup yang layak sebagai manusia.


Ket : Foto bersama Kepala Dinas PU, Satker Sorong, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Distrik Sorong Utara dan Lurah Kel. Malaingkedi


Ket : Bpk. J. Sinagi (Kepala Dinas PU), melakukan interaksi dengan masyarakat ditemani oleh BKM Matoa
Pertemuan terpadu dihadiri 3 instansi Pemerintahan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kepala distrik Sorong Utara dan Kepala Kelurahan Malaingkedi  pada hari Jumat tanggal 5 November 2010 di RT.04/RW.V Kompleks Masyarakat Kokoda  Kelurahan Malaingkedi dimana di wilayah RT ini wilayah terkumuh di kelurahan Malaingkedi dan merupakan tempat (sarang) dari berbagai macam penyakit menurut informasi yang diperoleh dari pihak Puskesmas.
Dari hasil pertemuan ini Dinas Pekerjaan Umum memberikan 1 paket pembangunan M.C.K dan air bersih,  Dinas Kesehatan akan melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat sedangkan dari Dinas Sosial sendiri menyentuh dari aspek pembangunan jiwa manusia.
Walaupun infomasi ini terlambat namun yang kami ingin tunjukkan kegigihan dari Pemerintah Sorong dan BKM Matoa dalam mewujudkan transformasi sosial sesuai impian yaitu menuju masyarakat Madani.

File Tim Faskel II PNPM-MP Sorong

Ternyata Kepedulian itu Masih Ada

Saoka merupakan kelurahan yang terletak di ujung barat Kota Sorong propinsi Papua Barat. Jika melihat gambar peta Papua yang sepintas mirip dengan seekor burung Cendrawasih, dengan posisi paruh ada di arah barat, maka di situlah letak Kelurahan ini, persis di ujung paruh. Bersebelahan dengan kelurahan Tanjung Kasuari.

Nah, di kelurahan Saoka inilah KSM Edi Mubalus menjadi motor penggerak atas terbangunnya jalan rabat beton yang terletak di lingkungan RT 02/ RW 02. Dengan bantuan dana stimulan BLM sebesar Rp 9.500.000., Edi Mubalus bersama warga setempat mampu membangun jalan sepanjang 150 meter, dengan lebar 1 meter dan ketebalan 20 centimeter. Dan kualitas pekerjaan pun patut diacungi jempol.

Padahal, bagi KSM Edi Mubalus, menyelesaikan pekerjaan ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena kondisi masyarakat di lingkungan RT 02/ RW 02 notabene adalah masyarakat miskin yang hanya menyandarkan penghasilannya pada batu. Ya, rata-rata penduduk dewasa di lingkungan ini bermata-pencaharian sebagai Tukang Toki (pemecah) batu kerikil. Mereka baru mendapatkan penghasilan manakala ada pembeli batu. Namun itu semua tidak lantas menyurutkan langkah Edi Mubalus dalam upayanya menjawab persoalan serta mempercantik lingkungannya.

Menyadari bahwa pekerjaan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan dana Rp 9.500.000., ketua KSM Ibu Xaveriana Rettob bersama anggotanya melakukan pendekatan kepada beberapa kelompok dan perusahaan yang berada di lingkungannya untuk berbagi kepedulian atas pembangunan jalan tersebut. Beberapa di antaranya memberikan bantuan dalam bentuk bahan material yakni sebuah perusahaan penggilingan batu yang bernama PT. Pro Inter Tech, serta Ongko Yoan, Direktur PT Komsa.

”Kami (KSM Edi Mubalus) menyadari ketidak-mampuan kami untuk swadaya material, karena masyarakat di lingkungan kami untuk makan saja susah, apalagi untuk membangun jalan. Namun kami berusaha mengajak beberapa kelompok dan perusahaan yang berada di lingkungan kami untuk peduli memberi bantuan material yang kami butuhkan. Dan puji Tuhan, kami bisa menyelesaikan kegiatan pembuatan jalan rabat beton, kami menyadari tak ada masalah yang tak dapat diatasi jika ada kepedulian dan kebersamaan,” tutur Ibu Xaveriana Rettob.


Meski dalam perjalanannya tak sedikit hambatan yang ditemui, namun jerih payah itu pun menghasilkan buah. Saat ini warga di lingkungan RT tersebut tersenyum dikulum karena masalah di setiap musim penghujan terjawab sudah. Maklum, jalan ini seringkali membuat warga kesulitan karena selalu becek dan tergenang air saat musim hujan tiba.

Melihat upaya dan kegigihan KSM Edi Mubalus, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sinagi serta Kepala Kelurahan Saoka pun ’angkat topi’. Kedua institusi ini memberikan apreseasi yang tinggi terhadap keberhasilan Edi Mubalus dalam mengangkat nilai-nilai sosial yang nyaris ’tenggelam’ di tengah hiruk pikuknya perkembangan zaman.

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Beny, koordinator BKM Sinagi; ”Kegiatan ini sungguh luar biasa. Dengan dana yang minim namun KSM berhasil melaksanakan kegiatan tersebut dengan menggali swadaya masyarakat, mengajak kelompok peduli yang juga berdomisili tak jauh dari lokasi kegiatan, mereka benar-benar membuktikan bahwa nilai-nilai kepedulian, kebersamaan, dan kegotoroyongan di masyarakat masih ada.”

Untuk mengenang proses yang begitu berharga ini, rencananya pada awan bulan Juni nanti KSM Edi Mubalus akan melaksanakan acara peresmian yang akan menghadirkan kepala Distrik Sorong Barat, Pemerintah Kelurahan Saoka, PT. Komsa, serta beberapa kelompok peduli lainnya. (Tim II Fasilitator PNPM – MP Kota Sorong).

Contact Person:
Lere Bulan (
KSM Edi Mubalus), HP. 085244294207
Beny (Koord. BKM Sinagi), HP. 081248815589
Halmiya Baadila (Tim Fasilitator 2 PNPM Mandiri Perkotaan Sorong)


Tim Best Practice Papua Barat

Penanggung Jawab         :     Team Leader
Koordinator Teknis         :     TA CB
Kontributor Data             :     TA Infra
Layout                             :     TA SIM
Editor                               :     TA Monev
Pengelola Data BP           :     Ass. Trainer

Alamat Email Best Practice KMW Papua Barat : bestp_kmwpapuabarat@yahoo.co.id

Jumat, 27 Mei 2011

Keindahan Lain di Pulau Kepala Burung

Kepulauan Dum dilihat dari Sorong

Namanya mungkin tak setenar kawasan wisata Kepulauan Raja Ampat. Namun, tiga pulau terbesar di Distrik Sorong Kepulauan: Ram, Soop, dan Doom, menyimpan potensi wisata yang besar nan eksotis. Berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik, ketiganya menawarkan keindahan pantai berpasir putih, gugusan karang, dan wisata sejarah yang sayang dilewatkan begitu saja.

”Tiga gugusan pulau terbesar itu merupakan potensi wisata yang potensial, tetapi belum dipromosikan secara maksimal. Selain panorama alam dan peninggalan sejarah, banyak juga keunikan yang tak ditemukan di daerah Papua Barat lainnya,” kata Sekretaris Distrik Sorong Kepulauan Elizabeth Karambut di Sorong, Papua Barat.

Doom, pulau seluas 5 kilometer persegi ini, dikenal dengan sebutan Dum, yang dalam bahasa suku Malamooi—suku setempat—berarti pulau penuh dengan buah. Sukun adalah buah yang paling banyak ditemui hampir di setiap rumah warga. Sukun banyak diolah dan dikonsumsi sebagai makanan tambahan bagi warga setempat.

Doom memiliki peran penting dalam membidani kelahiran Sorong sebagai pusat perekonomian terbesar di Papua Barat. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Belanda membuat daerah hunian awal sebelum menjejakkan kakinya di Tanah Papua awal 1900-an. Namun, Belanda tak melupakan penataan yang baik saat membangun perkampungan di Doom.

Kepulauan Dum Tahun 1950an
Tata kota seperti itu hingga kini masih bisa dilihat, seperti Kantor Hoofd van Plaatselijk Bestuur atau Kantor Pamong Praja Kolonial Belanda, yang kini dihuni Taher Arfan (54). Selain itu, ada juga penjara Doom, lapangan sepak bola, rumah kesenangan (tempat pesta serdadu Belanda), dan Gereja Kristen Orange.


Belanda juga menyediakan permukiman bagi masyarakat etnis Tionghoa, tangki air bersih, dan pembangkit listrik tenaga diesel di tempat itu. ”Dulu, tenaga diesel membuat Doom lebih maju ketimbang Sorong. Saat Sorong masih gelap gulita karena belum terpasang aliran listrik, Doom justru terang benderang, hasil tenaga diesel. Hingga kini alatnya masih terpasang dan berfungsi dengan baik,” kata Taher.

Hal lain yang cukup unik di Doom, Anda bisa berkeliling pulau sekitar setengah jam dengan mengeluarkan Rp 30.000-Rp 50.000 untuk becak.

Menempuh perjalanan 15 menit dari Doom ke arah utara, menggunakan perahu panjang, pengunjung akan menemukan Pulau Soop yang memiliki bentangan pasir putih. Tidak ada kendaraan bermotor atau becak di tempat seluas 2 kilometer persegi ini. Meski demikian, tidak perlu khawatir karena cukup berjalan sekitar satu jam untuk mengelilingi pulau.

Tempat berpenduduk tak lebih dari 100 orang ini tak kalah bersejarah. Serdadu Jepang pernah menempatkan pasukannya di sini guna melakukan penyerangan ke Pulau Papua. Buktinya, bungker pelindungan udara yang menghadap ke Bandar Udara Jeffman, Sorong, di sekitar daerah Tanjung Lampu Jepang.

Jika ingin lebih puas melihat hamparan pasir putih Papua Barat, perjalanan bisa dilanjutkan ke arah barat, sekitar 30 menit, yakni ke Pulau Raam. Pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Buaya—bentuknya seperti buaya bila dilihat dari udara—ini memiliki bentangan pasir putih lebih besar ketimbang Pulau Soop. Hamparan pasirnya menambah cantik keberadaan relief batu dan terumbu karang di bagian selatan pulau. Penyelam bisa menyempurnakan perjalanannya dengan menikmati keindahan bawah laut Raam.

Mudah dijangkau.

Tak sulit bila hendak berkunjung ke tiga pulau itu. Dari Bandar Udara Eduard Osok, Sorong, wisatawan bisa menggunakan jasa ojek motor atau taksi (angkutan kota) menuju Pelabuhan Sorong. Bila memilih ojek, hanya ditarik Rp 15.000 per orang, sedangkan taksi tarifnya Rp 5.000 per orang.

Pulau Raam (Crocodile Island) yang tampak dari jauh seperti buaya 
Dari pelabuhan, wisatawan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu panjang ke Pulau Doom. Tarifnya lebih kurang Rp 20.000 sekali jalan selama 15 menit. Tarif yang sama diberlakukan pemilik perahu bila ingin melanjutkan perjalanan ke Raam dan Soop.

Sayangnya, wisatawan tak bisa menginap di hotel karena di ketiga pulau itu tak ada hotel. Tetapi, tak perlu khawatir. Masyarakat umumnya mau menampung dengan tarif Rp 100.000 per orang per malam. ”Wisatawan asing mulai datang sejak tahun 1970-an untuk bersantai dan melihat keindahan terumbu karang di pinggir pantai,” kata Rudi (46), pengemudi perahu panjang asal Maluku.

Tak hanya soal penginapan, peninggalan sejarah itu kini juga terancam rusak. Di Dum, misalnya, rumah kesenangan yang kini ditempati Telly Awom (50) tak terawat.

Telly mengatakan, di tempat pesta para serdadu Balanda itu sudah tak ada lagi meja bar. Atap asbesnya, yang dulu hanya digunakan kalangan kaya, bolong di sana-sini. Tinggal fondasi kayu besi yang masih terlihat kokoh menopang bangunan bercat biru yang sudah kusam tersebut.

Pemandangan lepas ke arah Samudra Pasifik pun telah terhalang permukiman warga, yang muncul sejak tahun 1980. Bahkan, setelah sempat kosong selama enam tahun, banyak sarana penunjang hilang entah ke mana. Meja putar di pinggir pantai hingga tempat mandi pinggir laut tak meninggalkan jejak.

Keprihatinan serupa muncul saat berkunjung ke Pulau Raam. Lurah Raam Djamin Arfak mengatakan, titik terpenting potensi wisata terancam abrasi. Penyebabnya, empasan ombak keras, angin laut utara, dan tsunami Papua Barat. Dikhawatirkan, keindahan terumbu karang dan relief batunya akan hilang bila tak dilakukan rekayasa teknis.

Soop pun tak kalah merana. Marian Kerayan (45), warga, masih ingat betul, terakhir kali dia melihat turis asing datang ke Pulau Soop sekitar 12 tahun yang lalu. Saat itu, Sebastian, turis asal Inggris, datang menikmati keindahan pasir putih Soop. ”Sebastian menjadi yang pertama dan terakhir. Mungkin karena kurang promosi,” kata Marian.

Menurut Djamin, salah satu jalan mengembalikan minat wisatawan untuk berkunjung ke tiga pulau di Sorong itu adalah pembangunan infrastruktur, antara lain, moda transportasi, penginapan, dan tanggul penahan abrasi. ”Bila bisa terjaga, bukan tidak mungkin akan semakin banyak wisatawan datang. Sektor wisata bisa meningkatkan perekonomian warga. Saat ini masyarakat masih menggantungkan hidup sebagai nelayan kecil dan budidaya ikan air tawar,” ujarnya.


Oleh     : Cornelius Helmy 
Editor   : I Made Asdhiana
Sumber : www.kompas.com

Telah diposting pada tanggal 29 Januari 2011 melalui website : www.kompas.com

Khasiat Buah Merah dari Tanah Papua

Sosialisasi Buah Merah – Mengapa buah merah akhir-akhir ini menjadi sangat terkenal ? Tentu tidak lain karena buah merah merah ternyata mempunyai kemampuan untuk membantu mengobati banyak penyakit.

Jenis-jenis penyakit yang dapat diobati buah merah antara lain:

1. AIDS.
Walaupun para ahli telah bertahun-tahun mencoba membuat obat untuk menyembuhkan AIDS tetap saja obatnya masih belum ditemukan. Mungkin Anda sendiri merasa tidak percaya mengenai khasiat buah merah yang satu ini. Namun khasiat buah merah untuk menyembuhkan AIDS sudah terbukti. Salah satu seorang yang terbebas dari cengkeraman kematian akibat AIDS adalah Agustina Sawery.

Agustina Sawery sempat menurun berat tubuhnya dari 50 kg menjadi 27 kg. Ia mengalami infeksi anus, gangguan fungsi hati, mulut bercendawan dan infeksi paru-paru. Nampaknya Agustina tinggal menunggu jam kematiannya. Maka dia datang kepada Drs I Made Budi MS.Saat itu Made sudah dikenal luas di Papua lantaran kerap mengobati penyakit seperti kanker dengan ekstrak buah merah. Kemudian Agustina diberikan ekstrak buah merah yang dikonsumsi tiga kali sehari.

Sejak mengkonsumsi buah merah keadaannya mulai membaik. Berat badannya yang sempat turun sampai menjadi 27 kg mulai meningkat menjadi 46 kg. Kulitnya yang semua busik menjadi mulus kembali. Rambutnya yang sempat rontok mulai tumbuh lagi. Agustina menjadi jauh lebih bugar.

Dikabarkan bahwa kemampuan buah merah menyembuhkan AIDS adalah karena buah merah mengandung tokoferol dan betakaroten yang sangat tinggi. Kedua kandungan ini berfungsi sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tokoferol dan betakaroten akhirnya berkombinasi untuk memecah asam amino yang dibutuhkan oleh virus penyebab AIDS, HIV, sehingga virus tersebut tak dapat melangsungkan hidupnya.

2. Kanker dan Tumor.
Khasiat lain buah merah adalah mengobati kanker dan tumor. Kanker dan tumor tak diragukan lagi merupakan salah satu penyebab kematian terbesar. Disebabkan oleh apa kanker dan tumor itu? Penyakit ini disebabkan oleh ketidakteraturan hormon dalam tubuh yang menyebabkan tumbuhnya daging di jaringan tubuh normal.

Buah merah dapat mengobati kanker karena kandungan tokoferolnya sangat tinggi, yaitu mencapai 11.000 ppm dan betakarotennya mencapai 7.000 ppm. Kedua senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mencegah pembiakan sel-sel kanker.

3. Stroke dan Darah Tinggi.
Stroke disebabkan oleh darah yang membeku dan penyempitan pembuluh darah. Salah satu penyebab penyakit ini adalah darah tinggi. Tekanan darah tinggi menyebabkan penggumpalan darah sehingga pembuluh darah menyempit, akibatnya supplai darah berkurang. Lebih dari itu, pembuluh darah bisa pecah. Penyakit ini, bila tidak menyebabkan kematian, dapat menyebabkan kelumpuhan anggota badan.

Darah tinggi sendiri disebabkan oleh kerja jantung yang memompa darah terlalu cepat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh karena darah kekurangan oksigen atau oksigen yang terlalu kental.

Buah merah mengandung tokoferol yang dapat mengencerkan darah dan memperlancar sirkulasi darah sehingga kandungan oksigen dalam darah menjadi normal.

4. Asam Urat.
Asam urat dsebabkan karena terganggunya fungsi lever sehingga lever memproduksi asam urat secara berlebihan. Asam urat akhirnya tertampung di dalam ginjal menjadi batu dan dibawa ke ujung-ujung jari tangan dan kaki serta mengumpul di sana.

Tokoferol dalam buah merah mengencerkan darah dan memperbaiki sistem kerja lever. Sistem kerja lever, setelah diperbaiki, memproduksi kadar asam urat yang normal.

5. Diabetes Mellitus. (Kencing Manis)
Penyakit ini disebabkan karena kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai. Akibatnya, kandungan gula dalam darah meningkat.

Kandungan tokoferol dalam buah merah memperbaiki kerja pankreas sehingga fungsi pankreas menjadi normal kembali.

6. Osteoporosis.
Disebabkan pengeroposan tulang, osteoporosis disebabkan oleh kekurangan kalsium. Penyakit ini umumnya menyerang mereka yang sudah berusia senja.

Buah merah kaya akan kalsium sehingga dapat mencegah dan mengobati osteoporosis. Dalam 100 gram buah merah segar terkandung 54.000 miligram kalsium.

7. Gangguan Mata.
Kandungan betakaroten yang tinggi dalam buah merah dapat mengatasi banyak jenis penyakit mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Betakaroten diserap oleh tubuh dan diolah menjadi vitamin A.

8. Meningkatkan Kecerdasan.
Kandungan omega 3 dan omega 6 dalam buah merah dapat merangsang daya kerja otak dan meningkatkan kecerdasan. Oleh karena itu buah merah cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

9. Meningkatkan Gairah dan Kesuburan.
Buah merah, menurut mereka yang mengkonsumsinya, dapat membantu meningkatkan gairah seksual kaum pria. Efek pengobatan bervariasi, ada yang bereaksi setelah 15 menit meminumnya, ada juga yang setelah satu atau dua jam meminumnya.

Vitamin E dalam buah merah membantu meningkatkan produksi sperma. Selain itu, buah merah mengandung energi tinggi, yaitu 360 kalori.

Selain khasiat-khasiat yang telah disebutkan di atas, buah merah dikabarkan dapat juga mengobati penyakit lambung, wasir, gangguan pada paru-paru dan sebagainya. (buah-merah.info)

Berita ini telah diposting pada tanggal 18 November 2010 oleh admin@sorongkota.go.id melalui website : http://www.sorongkota.go.id/artikel/663-khasiat-buah-merah.html

Kota Sorong dan Awal mula PNPM Mandiri Perkotaan

Kota Sorong dilihat dari udara
Nama Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang daIam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama ” Daratan Maladum” dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan Sorong. Kota Sorong dikenal dengan istilah Kota Minyak sejak masuknya para surveyor minyak bumi dari Belanda pada tahun 1908. Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan Atribut peninggalan sejarah Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (N.N.G.P.M) atau kota yang penuh dengan sisa-sisa peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda.

Pemandangan laut dari kota Sorong
Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk provinsi Papua Barat dan kota persinggahan. Kota Sorong juga rnerupakan kota industri, perdagangan dan jasa. Selain itu juga, di kota Sorong masih banyak tersimpan nilai-nilai peninggalan sejarah dan keaslian alami. sedangkan keunikan dari kota Sorong yaitu memiliki Water Front View atau kota dengan pemandangan laut. Letak Kota Sorong sangat strategis jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di Propinsi Papua Barat, karena berada pada posisi paling Barat dan merupakan pintu masuk dari wilayah Indonesia Bagian Barat ke Propinsi Papua Barat. Selain itu Kota Sorong juga merupakan kota persinggahan bagi wisatawan domestik dan manca negara sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Utara dan arah Selatan ke Kota/kabupaten lainnya, ataupun ke Ibukota propinsi  Papua Barat (Manokwari) yang terletak disebelah timur Propinsi Papua Barat. Luas wilayah dari kota Sorong sendiri yaitu 1.105 Km²  yang terdiri dari 6 (Enam) distrik dan terbagi dalam 31 Kelurahan.

Logo PNPM Mandiri Perkotaan
Tujuan utama dari PNPM Mandiri Perkotaan masuk di Kota Sorong antara lain membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara bertahap, juga menjadi pengikat dalam kemitraaan antara masyarakat golongan bawah dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Serta membatu mewujudkan visi dari kota Sorong sendiri yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kota yang Setara, Bersahabat dan Dinamis“. Melalui visi ini hendaknya tidak ada warga kota Sorong yang merasa dianaktirikan dan dianakemaskan serta tidak diperdulikan, tetapi menjadi warga yang baik dan berusaha menggandeng tangan sahabatnya untuk mencapai kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan bersama dalam rangka membebaskan masyarakat kota dari belenggu “Kebodohan, Kemiskinan, Keterbelakangan dan Kesehatan (4K) yang Rendah”. PNPM Mandiri Perkotaan sendiri merupakan adopsi program dari P2KP yang telah ada dari tahun 1999 dan dinyatakan positif dalam perkembangannya guna membantu pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Pada tahun 2007 PNPM Mandiri Perkotaan diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs), agar pada tahun 2015 nanti tercapai pengurangan penduduk miskin sebesar 50%. Tahun 2008, secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)

PNPM Mandiri Perkotaan sendiri telah masuk di kota Sorong sejak tahun 2006, yang diawali dengan 4 Kelurahan Pilot yaitu Kel.Rufei, Kel.Klabala, Kel.Klasaman dan Kel.Klademak. Dan hingga saat ini PNPM Mandiri Perkotaan telah berada di 22 Kelurahan yang ada di kota Sorong. Pada blog ini juga akan kami ceritakan tentang profil dari beberapa Badan atau Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM / BKM) yang ada di kota Sorong.